Tidak Ada Judul

Cerita tentang kunjungan klien rasanya sudah biasa. Bagaimana pengalaman pertama kali masuk gedung tinggi serta menceritakan tiap peristiwa yang terjadi saat melakukan perjalanan kunjungan tersebut.

Hari ini saya akan menceritakan tentang kunjungan klien juga. Tapi bukan tentang yang ada pada paragraf diatas. Melainkan menceritakan siapa yang saya dampingi selama ini saat melakukan kunjungan klien tersebut. Yang sering saya ceritakan tapi tidak saya sebutkan namanya, malah menggantinya dengan “rekan kerja saya”.

Selama mengunjungi klien, selalu dipasang-pasangkan seperti ini. Team support dengan team sales. Team support dengan team support. Team support dengan team non support (selain daripada team sales).

Tidak pernah team sales dengan team sales ditugaskan keluar bersamaan, ke tempat yang sama dan bertemu dengan klien yang sama. Artinya pergi bersama. Itu tidak terjadi, kecuali urgent. Tapi selama saya melakukan kunjungan klien pasti selalu dipasangkan dengan team support.

Macam-macam tipe orangnya. Semua yang sering saya perhatikan saat bekerja di kantor itu berbanding terbalik saat dikirim tugas keluar.

Yang pertama namanya Arif Rahman. Saya biasa panggil Mas Arif. Karena ia senior saya. Menurut penilaian saya, dia ini pendiam tidak banyak bicara. Itu sepenglihatan saya ketika bekerja di markas Excellent.

Tapi…. saat sudah sampai di klien atau keluar dari zona markas Excellent, Mas Arif ini paling jago berbicara di depan umum. Bisa merangkul orang lain untuk ikutan ngobrol santuy.

Dan saya senang ketika melihat dia menyampaikan presentasi saat pertemuan dengan klien. Cara penyampaian materinya enak didengar, mudah dipahami dan yang terpenting santai. Tidak terburu-buru.

Dan saat meeting selesai dilaksanakan, di waktu perjalanan pulang, Mas Arif ini pasti nanya ke saya, “Menurut kamu tadi mereka ini ga?” Atau “Menurut kamu mereka gimana?” Atau yang lainnya “Tadi kamu ngerti ga yang saya jelasin? Atau ada yang belum kamu pahami?”

Intinya dia pasti tanya pendapat atau penilaian saya soal pembahasan bersama dengan klien tadi. Dan dari Mas Arif juga, pengalaman pertama saya pergi ke klien pagi-pagi naik AC 05 sampai masuk angin. Dan pertama kalinya juga saya naik Bus TransJakarta.

Ada yang pernah bilang kalau Mas Arif ini bis mania. Mungkin karena keseringan pulang kampung naik bis.

Padahal saya lebih lama tinggal di Bekasi, sebelah Jakarta. Soal kendaraan umum saya paling kudet. Karena selama kunjungan klien ke Jakarta, saya selalu main aman. Naik kereta, setelah itu naik Gojek sampai dilokasi tujuan. Seperti itu saja.

Yang kedua, M. Dhenandi Putra, saya biasa panggil Kak Dhen. Kalau klien panggil dia Putra. Tapi saya agak asing kalau klien panggil Putra, karena saya kenalnya Kak Dhen😂

Dia ini tetangga jauh saya, satu RW beda RT. Ayah kami juga berteman.

Baru saja, Rabu kemarin saya dapat tugas kunjungan klien dengannya. Karena merasa sudah cukup lama kenal, kami enjoy dan sering saling curhat ditengah perjalanan menuju kantor klien.

Kak Dhen ini sama seperti Mas Arif, senior saya. Dia spesialis yang berkaitan dengan teknis. Senang menganalisa dan aktif di organisasi. Saking aktifnya dia energik orangnya. Nggak bisa diam.

Saat menyampaikan materi ke pihak klien, sama luwesnya seperti Mas Arif. Bedanya Kak Dhen tidak menanyakan seperti halnya Mas Arif. Karena mungkin dia sudah tahu, saya tidak mungkin langsung mengerti terkait teknis😁

Kejadian yang tidak saya lupa saat makan siang bersama dengan klien disalah satu rumah makan sejenis warteg. Lauk yang saya pesan itu sayur krecek dan ayam sambal ijo minumnya es teh manis. Sama dengan saya, Kak Dhen pesan sayur krecek, ayam sambal ijo dan tahu isi, minumnya teh manis hangat.

Ketika sudah selesai makan dan ingin bayar, kami antre menyebutkan menu apa saja yang tadi dimakan. Saat dikalkulasi ternyata menu makanan saya yang lebih mahal. Padahal saya tidak pakai tahu isi, kenapa saya yang lebih mahal. Tagihan Kak Dhen Rp18.000 sedangkan saya Rp22.000. Menurut saya itu aneh.

Kata Kak Dhen, namanya juga warung suka-suka. Ya total bayarnya suka-suka si penjual. Untung saya tidak bekerja di daerah situ. Bayangkan kalau setiap hari untuk makan siang tagihannya berubah-ubah padahal makan dengan lauk yang sama, bisa urusan.

Yang ketiga, ada rekan kerja saya juga namanya M. Ridwan. Biasa saya panggil Mas Ridwan. Saya pernah dikirim berdua ke salah satu Disti di Jakarta untuk mengikuti semacam training.

Padahal waktu itu dia baru saja gabung di Excellent. Pikir saya pasti garing nih, mukanya juga jutek. Karena baru pertama kali gabung dan belum terlalu membaur jadi masih agak kurang nyambung.

Tapi semakin kesini, semakin terlihat melencengnya. Jadi lebih membaur, sampai aur-auran. Mas Ridwan ini terkenal nge-gas. Ngeselin. Dan sangat-sangat santuy.

Saya sampai kepo ingin bertanya apabila ia sedang menerima telepon, apakah kliennya ngeselin atau tidak?

Kalau nada bicara Mas Ridwan dari awal terima telepon santai, berarti kliennya cincai. Tapi kalau Mas Ridwan sudah nada tinggi, bisa dapat disimpulkan klien yang dihadapi pasti lebih ngeselin dari dia.

Sepengalaman saya pergi keluar kantor selama dua hari dengan Mas Ridwan, dapat disimpulkan dia ini orangnya penyayang wanita. Itu menurut saya. Karena dia selalu ngalah, “ladies first”. Dan orangnya tidak pelit.

Kenapa saya bisa berpendapat seperti itu? Jadi waktu kunjungan ke Disti itu, karena snack dan makan siang ada dibagian luar. Jadi saya agak sungkan ambil duluan keluar. Tapi dengan inisiatifnya, Mas Ridwan ambil sekalian snack dan nasi boxnya untuk saya.

Saya merasa senang, ternyata orangnya baik. Saat naik kereta pulang ke Bekasi pun, itu kan di jam-jamnya sibuk orang pulang kerja, KRL penuh dan sumpek. Saya wanti-wanti ke dia supaya tidak jauh-jauh dari saya. Karena saya takut berdesak-desakan. Tapi dia “iya aja” tuh. Lha gimana? Kan sumpek, kereta sudah penuh. Ya nggak bisa kemana-mana. Nggak bisa jauh-jauh, orang spacenya sudah tidak muat😂

Selain dari dia suka ngajak debat, kadang humoris tapi kadang crispy juga.

Yang terakhir, ini yang spesial. Namanya Rizky Pratama. Saya biasa panggil Kak Rizky. Senior saya juga. Kesan pertamanya waktu tahu nama dia, jengkel. Karena dia ngeledek saya soal bangku baru, yang katanya kalau diduduki saya bisa jebol. Padahal posisinya waktu itu saya belum kenal dia. SKSD banget.

Pertama kali dikirim keluar berdua untuk kunjungan itu, waktu bulan puasa tahun ini. Kak Rizky ini pendiam. Diam-diam nganyut. Soal pekerjaan saya acungi jempol. Dia hebat. Mungkin orang lain bertemu dia dan melihat dia menganggap biasa-biasa saja. Seperti Not Chuck dalam seri film Cars. Nah, seperti itulah dia. Dilihat sepele padahal kerjanya cepat. Tapi itu menurut saya.

Saya kaget. Waktu itu ikut kick off meeting disalah satu klien. Disitu ada beberapa vendor lain. Mereka beramai-ramai, saya cuma berdua. Dengan satu teknisi dan satu sales. Sisa selain dari kami berdua itu bagian teknis. Dengan cepat, Kak Rizky menyiapkan Excel kemudian membuat estimasi disitu juga dan ditampilkan disitu juga. Setiap pertanyaan yang diajukan  klien dapat dijawab dengan baik.

Selain dari itu dia juga oke-oke saja orangnya. Manut. Kak Rizky juga pendengar yang baik.

Dia memang suka bully saya, tapi kadang suka gantian dia  yang dibully satu kantor🤣

Memang Tuhan itu Maha Adil.

Dia juga care lho. Waktu dinas keluar kota ke Tangerang, Banten, kami sepakat untuk naik kendaraan via Tol Bekasi Timur. Karena saya tidak ada kendaraan untuk sampai kesana, akhirnya saya bercanda memintanya untuk jemput saya.

Saya kira dia bakal nolak, ternyata tidak. Dia bilang “iya”.

Keesokan harinya, saya benar dijemput dia. Padahal rumahnya lumayan jauh. Wong kalau ke Gerbang Tol Bekasi Timur start dari rumah saya bakal lewatin rumah dia lagi.

Artinya kan walaupun dia suka bully saya, ya ada sisi baiknya dia untuk peduli ke saya. Dan saya appreciate ke dia.

Sebelum menulis bagaimana Kak Rizky diblog saya ini, saya sempat bilang ke dia. Akan menceritakan sedikit tentang dia menurut pandangan saya. Dan dia bilang, “Lu pasti mau ngomong yang jelek-jelek tentang gue ya?”

Emang dia mah, suudzon mulu ke saya😂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *