Mumpung malam Jum’at saya ingin bercerita tentang kejadian ini. Bukan horror karena hantu tapi horror kalau tiba-tiba terserang penyakit.
Dua hari lalu saya baca berita tentang seorang aktor yang tiba-tiba terserang penyakit stroke akibat mandi di jam 23.00 malam. Di artikel itu pula, macam-macam penyakit yang timbul jika terlalu sering mandi malam dijelaskan. Saya baca hingga selesai walaupun dengan perasaan cemas.
Cemas, karena saya juga kadang menyempatkan mandi di jam malam. Mandi malam bukan karena malas, tapi karena memang pulang ke rumah atau sampai di rumah itu setelah pulang dari kampus. Paginya kerja dan langsung berangkat kuliah, jadi sore itu tidak bisa pulang dulu ke rumah untuk sekedar mandi.
Nah kebetulan, hari itu juga malamnya sekitar jam 23.30 WIB saya ke kamar mandi untuk membasuh muka, sebagian kepala, tangan dan kaki. Ya kegiatan rutin sebelum tidur itu tumben sekali saya lakukan diatas jam 10 malam.
Saat menuju kamar tidur detak jantung saya normal. Padahal kamar mandi di bawah, sedangkan kamar tidur saya di lantai 2. Mesti naik tangga dulu.
Sesampainya saya di kamar tidur, karena suhu ruangannya juga dingin, saya mulai merasa ada yang menghalangi saluran pernapasan saya. Lubang hidung saya seperti terhalang sesuatu. Bukan terhalang upil, bukan hahaha?
Maksudnya seperti orang yang sedang flu. Karena menurut saya normal. Akhirnya saya langsung menaiki kasur dan coba dengan posisi telentang dan bantal ditumpuk dua supaya lebih tinggi agar bisa bernapas lebih lega.
Ternyata tidak. Saya coba posisi miring ke kanan. Sama juga jadi sulit bernapas. Saya bangun dan duduk. Rasanya seperti melayang. Berkali-kali saya hadapkan jari di depan hidung sembari bernapas, apakah normal keluar masuk udaranya. Hasilnya normal. Tapi saya seperti merasa sulit bernapas.
Saya coba jalan, mondar-mandir. Ke belakang dapur dan kembali ke kamar tidur. Tapi malah semakin merasa saya sulit bernapas. Rasanya melayang dan tiba-tiba lemas seperti orang mau pingsan.
Saya jadi parno sendiri, tiba-tiba teringat jika besok sudah tiada bagaimana? Berkali-kali saya minum air dan mengucap istighfar. Saya kepikiran kembali kalau besok tiada bagaimana? Saya lihat satu per satu wajah ayah, ibu dan adik-adik saya.
Terus saya lakukan coba tiduran, mondar-mandi ambil air minum sambil mengucap istighfar. Sesekali memegang leher saya. Apakah masih ada detak nadi. Karena saya seperti melayang dan rasanya ingin pingsan.
Saya lihat disekeliling saya semua normal. Saya jadi sedih dan ketakutan sendiri. Karena saya satu kamar dengan adik saya. Mungkin juga adik saya merasa terganggu dengan saya yang bolak-balik naik turun kasur. Dia tanya dengan raut wajah cemas, “kenapa kak?”
Saya bilang “Susah napas”.
Saya pinjam jari adik saya, dan saya tanya, “Masih ada anginnya kan?”
Adik saya jawab, “Masih”
Saya pegang kaki saya. Kok dingin. Saya genggam tangan saya sendiri juga kok dingin. Jangan-jangan……
Ah saya jadi semakin takut.
Saya kembali naik ke kasur dengan rilex. Tidur miring ke kanan. Mengenakan selimut tebal. Lampu kamar yang semula saya matikan, jadi saya hidupkan. Perlahan suhu tubuh saya kembali normal. Kaki saya sudah hangat kembali. Tangan dan leher saya juga. Hingga saya tertidur.
Terbangun dari tidur, saya lihat masih pukul 02.00 pagi. Saya lihat lagi sekeliling saya. Dirasa cukup aman, saya kembali tertidur. Kemudian terbangun lagi, ternyata masih jam 03.30 pagi. Saya lihat lagi disekeliling saya. Masih sama. Normal dan baik-baik saja. Saya tertidur hingga adzan subuh terdengar. Saya bangun dan mengucap doa setelah bangun tidur.
Saya masih hidup. Saya masih diberi nikmat untuk bisa bernapas. Hanya karena membasuh muka dan sebagian kepala. Saya jadi ingat akan kematian. Tapi juga takut malam. Kalau besok tiada bagaimana?
Takut malam, karena malam itu waktunya kita beristirahat. Caranya ya dengan tidur itu. Sedangkan tidur itu ditengah-tengah antara hidup dan mati. Makanya ibu saya sering bilang, “Tidur itu lebih dekat dengan kematian.”
Dan tidak disarankan juga sebenarnya untuk main air di atas jam 10 malam. Apalagi membasuh sebagian kepala. Alasan kenapa saya membasuh sebagian kepala. Sebelum tidur itu saya pasti menyisir rambut, sedangkan rambut saya sulit diatur. Jadi kalau tidak dibasuh air sulit disisir. Saya kira tidak akan terjadi apa-apa jika dilakukan ditengah malam. Tapi sepertinya dengan melakukan itu bisa mengubah suhu tubuh. Jantung berdebar-debar. Dan jadi ingat dosa-dosa. Kalau esok tiada bagaimana?
Sama aku kadang suka teringat hal seperti itu, malam mau tidur sering kepikiran kira2 besik msh bangun tidur ga, kalo tdk apa amal ibadahku sdh cukup…