Mengejar dan Dikejar Waktu

Tahun lalu ada catatan di absensi saya. Satu kali telat masuk kantor. Kata pak Boss, walaupun lewat 1 menit, judulnya tetap telat. Saya nggak tahu, tahun lalu telat berapa menit. Intinya, di tahun ini target saya adalah tidak boleh ada kalimat “telat masuk kerja”.

Aneh juga, dulu saya sekolah masuk jam 06.30. Tiga tahun bersekolah tidak pernah telat. Karena sudah memperhitungkan, sampai diparkiran kalau-kalau ada macet dijalan kemudian jalan dari parkiran ke sekolah. Karena saya nggak mau jadi siswa yang disuruh ganti baju warna pink, yang baunya apak tidak pernah dicuci itu.

Mungkin karena sekarang masuk jam aktivitas kerjanya lebih siang, jam 08.00. Jadi suka ada perasaan “Ah nanti aja masih lama“. Eh ternyata dijalan macet, terus telat. Sampai dikantor sebenarnya nggak telat, karena absennya selfie dan waktunya mepet jadi aplikasinya suka error. Makanya, itu yang bikin telat heheh?

Jadi intinya usaha datang lebih awal supaya nggak telat. Kalau dulu absen masuk jam 07.58, di tahun ini jam 07.46. Lumayan ada kemunduran.

Hari ini saya tidak membawa kendaraan ke tempat kerja, dikarenakan saat pulang kerja kemarin ban motor saya bocor.

Kebetulan juga waktu pulang kerja itu hujan dan lupa bawa uang, karena tertinggal di jas almamater. Akhirnya saya pulang dulu.

Karena hujan makin lebat, hingga malam dan berasumsi tukang bengkel sudah tutup. Saya minta adik saya, tambal bannya besok saja sekalian motor saya, dia yang bawa ke sekolah.

Sebenarnya ada motor nganggur, hanya saja STNK dan platnya belum turun. Niat saya memindahkan plat di motor yang ban nya bocor ke motor nganggur itu. Tapi karena saya takut ada razia, takut kena tilang juga akhirnya saya urungkan niat memindahkan plat motor itu.

Keputusannya saya naik ojek online saja. Sudah memperkirakan juga. Kalau saya berangkat di jam biasanya. Saya pasti terlambat.

Pagi ini saya siap-siap dan rapih lebih awal. Berhubung lokasi rumah saya ada dipedalaman Kp. Rawa Bebek yang sulit dijangkau Google Maps. Maka saya harus berjalan kaki terlebih dahulu ke jalan besar.

Jam 07.00 WIB saya mulai mengorder ojek online. Sudah 2x juga cancel driver. Saya lihat trackingnya, motor driver tidak jalan-jalan. Atau mungkin karena saya bayar pakai voucher 50%, makanya driver lama. Atau bagaimana saya tidak tahu.

Lama juga waktu saya jadi terbuang, 10 menit kemudian baru dapat ojek online. Artinya waktu saya tersisa 50 menit lagi untuk sampai ke kantor.

Sudah bertemu si driver, saya naik ke motornya. Mulai jalan ke lokasi tujuan.

Saya rasa, ini jalannya kok lama sekali. Rasanya geregetan. Ingin bilang, “Pak gantian aja, saya aja yang nyetir“. Ditambah macet pula. Tapi yasudahlah, kalau memang harus terlambat, mau gimana lagi.

Makin lama si driver mulai menaikkan kecepatan motornya. Ceritanya dia ingin mendahului mobil. Menyalip dari sebelah kanan. Karena itu jalan dua arah dan tidak ada trotoar atau pemisah ditengahnya, jadi si driver langsung ke tengah ambil jalan kosong.

Lha saya jadi takut juga dibonceng begini. Yang jadi masalah, si driver melaju seperti iya iya nggak nggak. Sampai kendaraan yang melaju berlawanan arah klakson berkali-kali.

Wah, kata saya “Udah pak pelan-pelan aja. Yang penting selamat“.

Tapi driver dinasehati begitu diam saja.

Satu lagi yang buat saya takut, si driver badannya lebih kecil dari saya. Jujur saya paling takut dibonceng orang yang badannya lebih kecil dari saya. Walaupun itu bapak-bapak, sulit menyeimbangkan.

Sedikit lagi sampai. Karena lokasi tempat kerja saya patokannya sekolahan. Saya bilang, “lurus lagi pak“.

Si driver tetap diam.

Saya bilang lagi, “di depan, nyebrang terus belok kanan pak. Yang banyak motor-motornya.

Si driver jawab, “iya mbak saya udah tau

Saya bawel karena biasanya kalau kerja diantar ojek online, suka kebablasan. Untuk mengantisipasi makanya saya agak rewel.

Sampai lah saya di tempat kerja. Saya lihat sudah jam 07.50. Sudah rapih, jam 07.00 kurang. Sampai tempat kerja cuma tersisa 10 menit saja?

Untung saja aplikasinya tidak ngambek, karena mepet waktu. Jelaslah sudah update.

Kadang sesuatu yang sudah direncanakan. Masih saja meleset. Sudah dihindari, masih saja kena juga.

Lain kali juga mestinya saya selipkan uang di bagasi motor untuk jaga-jaga. Supaya kalau ada trouble motor tidak perlu pulang dulu. Tertunda perbaikan motornya. Kemudian jadi seperti cerita diatas?

4 thoughts on “Mengejar dan Dikejar Waktu”

Leave a Reply to Cah Tawangmangu Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *