Brainstorming Excellent 2019 : Camping di Pangalengan

Awalnya saya khawatir, kegiatan brainstorming Excellent tahun ini diadakan bertepatan dengan pelaksanaan UAS di kampus saya. Karena tidak adanya kalender akademik di kampus, membuat saya kesulitan mengatur jadwal liburan. Seperti halnya bulan April, ketika saya ada rencana liburan ke luar negeri. Untung saja UTS waktu itu direschedule di minggu depan, jadi dilaksanakan setelah saya pulang ke Indonesia.

Dan UAS semester dua ini mestinya dilaksanakan di minggu ini. Tapi saya beruntung, setelah pulang dari kegiatan brainstorming minggu lalu, UAS saya direschedule di minggu depan. Artinya minggu ini jadi hari tenang sebelum menghadapi soal-soal ujian.

Brainstorming kali ini lumayan jauh. Lokasinya ada di Kabupaten Bandung. Tepatnya di Kampung Singkur, Pangalengan.

Seperti biasa, berangkat hari Jum’at pulangnya hari Minggu. Dan tidak biasanya untuk sampai ke lokasi, Team Excellent harus berangkat lebih pagi.

Persiapan Sebelum Berangkat

Sebelum melaksanakan kegiatan brainstorming ini, seluruh team dibriefing berkali-kali. Seperti apa saja yang mesti dibawa dan disiapkan, baik itu perlengkapan team maupun pribadi.

Agenda kegiatan juga dibacakan, seperti ada kegiatan api unggun, rafting, paintball, petik tomat, petik jeruk dan kegiatan lain yang menyenangkan.

Dari list yang dibacakan semua menarik. Dan sangat berbeda dari brainstorming sebelumnya yang pernah saya ikuti.

Tak lupa ketua panitia menyampaikan soal suhu udara di daerah sana yang katanya waktu itu bisa mencapai 10°C – 15°C. Maka perlu disiapkan jaket, kaos kaki, sarung tangan, sarung dan kalau memungkinkan selimut. Selain sarung tangan untuk penghangat dikala kedinginan, jangan lupa sarung tangan kuli untuk main rafting.

Day 1

Berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB. Janjiannya sih 05.30 WIB itu harus sudah di kantor.

Saya nunggu gojek yang mau pickup saya. Lama sekali. Tapi juga bolak-balik saya cancel, karena harganya mahal sekali. Biasanya Rp14.000,- pagi itu Rp18.000,-. Naik Rp4.000,- ternyata. Lumayan kan untuk beli teh botol sosro original di warung depan kantor. Pikir saya kalau dicancel harga berubah. Ternyata tidak.

Sudah makin terang akhirnya saya pasrah dan berdoa, siapa saja abang gojeknya yang mau angkut saya, nanti ditambah Rp2.000,- biar genap jadi Rp20.000,-?

Akhirnya saya dapat driver gojek. Motornya bagus. PCX Honda. Mirip Nmax. Yang katanya kalau habis turun dari motor, jalannya jadi ngangkang karena joknya terlalu lebar wkwkwk?

Abangnya keren. Tapi pagi itu saya diajak muter-muter. Dan hampir ditilang polisi. Karena gojek yang antar saya sempat di hadang dan disuruh putar balik sama pak polisi.

Setelah sampai di markas PS semua sudah kumpul ternyata. Barang-barang sudah masuk ke bagasi bus. Dan laptop yang sudah saya simpan rapi didalam tas harus dikeluarkan dan ditaruh di kabin bus. Hati saya was-was selama perjalanan. Takut laptop saya itu kenapa-kenapa?

Sekitar pukul 06.30 WIB kami semua berangkat menuju lokasi tempat dilaksanakannya brainstorming.

Selama diperjalanan saya asik berbincang-bincang dan bercerita. Samping saya itu istrinya rekan kerja saya. Depan kursi saya itu Pak Boss. Diperjalanan itu tumben-tumbennya saya banyak ngomong. Biasanya kalau sudah masuk bus, saya diam. Mungkin kalau ditanya hanya menganggukan atau menggelengkan kepala. Karena saya takut mabuk darat. Jadi untuk mencegah itu, saya lebih banyak diam didalam bus.

Sebelum perjalanan ini, saya sempat cerita bahwa saya tidak bisa mencium bau ruangan mobil atau bus. Saya lebih banyak diam. Salah satu rekan kerja saya nyeletuk.

“Lu mau yang kalo di perjalanan diajak ngobrol mulu? Samping Pak Boss. Ntar lu diajak ngobrol terus dah.”

Wkwkwkwkwk? didepan saya waktu itu memang Pak Boss. Dan Pak Boss ikut nimbrung sambil bercerita waktu itu.

Saya memang ingin membiasakan diri seperti orang-orang yang betah didalam bus. Mereka bisa ketawa ketiwi didalam bus. Mereka bisa makan didalam bus selama perjalanan. Tanpa merasakan mual diperut. Dan semua saya lakukan kemarin, waktu diperjalanan menuju Kampung Singkur. Itupun hanya sampai di KM 72 saja. Setelah berhenti di rest area itu saya diberi obat anti mual. Alhasil saya terlelap hingga sampai di Bandung. Bangun-bangun lapar. Dan saya tidak merasakan mual sama sekali ketika melewati jalan berkelok. Wong saya asik tidur di bus?

Setelah sampai kita semua menggendong masing-masing barang bawaan. Seperti astronot yang baru mendarat di bulan. Kita semua berjalan sejauh LK 300m untuk sampai ke tempat penginapan.

Selama menuju penginapan itu, saya melihat aliran deras sungai Palayangan. Waktu itu sih saya belum tahu nama sungainya apa. Tapi deras sekali.

Saya ingat bahwa di agenda brainstorming kali ini ada kegiatan rafting (arung jeram). Dan mungkin akan lewat sungai ini. Nyali saya tambah kecil, jantung saya menciut. Saya kan takut air deras seperti itu. Apalagi kalau warnanya gelap. Pasti dalam. Walaupun kata orang sungainya dangkal. Dangkal menurut orang, dalam menurut saya?

Saya sampai bimbang, tetap ikut rafting atau tidak. Karena takut perahunya terbalik dan saya belum bisa berenang.

Tapi seketika saya lupa itu, setelah melihat suasana penginapan saya selama tiga hari nanti, selama berada disini. Waktunya siang, tapi udaranya malam. Dingin sekali. Banyak pohon pinus, karena memang saya berada di hutan pinus.

Di belakangnya tanaman tomat dan kopi. Saya iseng. Petik kopi lalu memakannya. Manis tapi bau langu. Enak kopi luwak kemasan lah pokoknya.

Saya coba ke kamar mandi, airnya dingin sekali. Saya coba cek saung tempat saya tidur nanti. Ternyata disediakan empat kasur, dua bantal dan satu selimut tipis saja. Saya mengira itu tidak masalah.

Seperti biasa, kita berkumpul dan bernostalgia kejadian apa saja yang pernah terjadi selama bekerja di Excellent. Saya salah satunya yang mesti cerita. Sampai terharu dan keluar air mata saya menceritakan apa saja yang saya dapat selama bekerja di Excellent.

Hingga tidak terasa malam sudah tiba. Udaranya semakin dingin. Siapa sangka, malam itu bernafas pun mengeluarkan asap.

Konyolnya, saat kumpul bersama. Ada asap didepan muka saya. Ngebul. Saya bertanya-tanya, “siapa yang merokok sih lagi ngumpul begini?”

Dan ternyata itu bukan asap rokok, tapi itu asap dari mulut saya ketika bernapas. Malam itu saya jadi nyengir sendiri. Lagi pula anak Excellent tidak ada yang merokok. Gimana bisa ada asap rokok.

Acara malam itu kumpul bersama dan api unggun. Sambil bakar-bakar jagung dan ikan tak lupa seduh minuman hangat. Mengingat besok ada kegiatan rafting dan sudah dibagi beberapa kelompok. Muncul perintah membuat yel-yel untuk team rafting. Jadi malam itu juga masing-masing kelompok harus sudah siap yel-yel. Kelompok saya terdiri dari lima orang. Dengan seadanya kita semua sepakat dengan yel-yel yang asal jadi dan asal dapat itu.

Yang penting saya bisa buru-buru pergi tidur. Karena sudah ngantuk.

Persiapan tidur. Kaos kaki dipakai, sarung tangan, jaket, sarung, selimut, koyo ditempel dihidung. Alhasil di jam 01.00 WIB saya terbangun karena kedinginan. Semua kedinginan. Terbatasnya ketersediaan selimut dan kurang persiapannya kami semua, alhasil tidur pun jadi kurang nyenyak. Disekitar jam 04.00 hidung saya terasa penuh. Tidak bisa bernapas. Saya bangun dan coba lepas koyo. Baru bisa lega. Mau minum pun, rasanya dingin semua. Tidak cocok di udara dingin minum air dingin. Tapi derasnya aliran sungai tidak menggangu tidur saya malam itu. Hanya suhu udara yang terlalu dingin saja yang membuat saya jadi kurang nyaman.

Karena pengalaman waktu di Batu, Malang. Bibir saya sampai kaku untuk berbicara saking dinginnya.

Day 2

Pintu kabin dibuka. Saya lihat masih gelap. Lama-lama terang. Saya lihat banyak rekan kerja saya yang turun dari atas bukit. Ternyata mereka semua habis berburu sunrise. Saya tidak ikut. Nggak kuat sama udaranya. Alias kebo juga.

Hari kedua ini agendanya rafting dan paintball. Semua bersiap-siap dan tidak lupa sarapan.

Kami semua menuju tempat wisata Situ Cileunca. Berbaris sesuai kelompok dan membawakan yel-yel masing-masing. Saya paling semangat. Tapi saya juga yang dipindah. Ternyata saya mesti dipindah dari kelompok yang seharusnya.

Kata kaptennya yang kecil pindah. Saya ditunjuk suruh pindah kelompok. Berarti saya kecil?

Dengan percaya diri saya pindah dan merasa kecil. Kelingkingnya.

Sebelum terjun langsung ke sungai. Kami diberi arahan bagaimana cara memakai pelampung dan helm demi keselamatan. Pelamlung yang dikenakan tidak boleh terlalu mengikat. Dan harus dikancing hingga bunyi *klek*. Helm dipakai tidak boleh terlalu mencekik. Harus ada jarak sekitar dua jari dari dagu.

Saya tiga kali ganti pelampung. Alasannya bukan tidak muat. Pengaitnya kurang 1. Ada yang nyelos juga. Jadi untuk keselamatan diri saya mesti ganti yang bagus.

Saya berubah keanggotaan. Dari Team Ombak (Om om dan mbak mbak) berubah jadi Team Ora Urup. Yang waktu itu saya sendiri tidak tahu apa artinya. Intinya kalau itu bikin semangat. Ya saya ikut teriak saja wkwkw.

Sebelum menyeberang ke aliran sungai. Kami mesti melewati danau. Kalau tidak salah namanya Dam Pulo. Disitu ada penampungan air besar. Mendengar gemericik air yang besar itu nyali saya kembali menciut.

Sebelum terjun ada sesi foto. Foto saya jelek semua. Malu lah mau upload mesti ditimpa sticker dulu hihi?

Kapten saya memberi aba-aba ketika rafting. Kalau ke kanan kita semua ke sisi kanan boat. Kalau ke kiri, kita semua ke sisi kiri boat. Jangan lupa sambil di genjot. Fungsinya untuk merubah posisi boat apabila tersangkut di batu. Kemudian aba-aba boom. Kita mesti masuk dan nyelip ditengah dudukan boat. Itu dilakukan sebelum kita melalui jeram. Agar seimbang, perahunya tidak terbalik. Perahu yang terbalik itu biasanya yang tidak mengikuti aba-aba.

Mengarungi derasnya aliran sungai. Baru mulai, saya sudah disambut jeram selamat datang. Saya mesti melakukan aba-aba boom. Dan boom. Basah lagi. Dan itu seru ternyata. Beberapa nama jeram yang masih saya ingat di Sungai Palayangan itu. Seperti jeram blender, jeram domba, jeram gadis 1, jeram romeo dan jeram cinta. Saya lupa jeram apa yang tinggi sekali itu. Yang boat saya terlihat seperti tenggelam. Seperti pada gambar dibawah ini.

Dan aliran sungainya ternyata benar melewati tempat penginapan saya. Sebenarnya sih sudah tahu, karena sebelumnya ada orang yang rafting dan lewat aliran sungai depan kabin saya. Bedanya waktu orang lain lewat situ, mereka disambut kita-kita Team Excellent. Giliran Team Excellent sendiri yang lewat situ, sepi. Tidak ada yang menyambut?

Rafting Team Ora Urup selesai sampai di titik finish. Selanjutnya kami naik mobil bak lagi menuju titik awal tadi. Karena kami semua mesti bilas badan dan ganti pakaian.

Saat bilas badan dan ganti pakaian. Saya termasuk yang paling lama. Sampai ibu-ibu diluar pintu kamar mandi sewot. Setelah selesai dengan santainya saya berjalan menuju parkiran bus untuk taruh pakaian basah. Waktu keluar dari kamar mandi itu, semua orang tiba-tiba melihat ke arah saya. Rupanya saat keluar kamar mandi tadi, mestinya saya bayar Rp5.000,- untuk uang bilas dan mandi?

Mana saya tahu kan? Tapi saya juga lupa bawa uang sih, akhirnya pinjam ke teman dulu. Dikira gratis ternyata bayar juga?

Setelah asik bermain air, kami semua makan siang di area taman wisata tersebut. Minumnya air kelapa. Saya sendiri mengakui baru itu, pertama kali minum air kelapa langsung dibuahnya. Biasanya sudah dalam bentuk es kelapa yang dicampur susu. Ternyata asik begitu.

Makan siang kali ini juga enak. Lauknya banyak. Pokoknya makmur selama itu dibiayai Excellent?

Pulang dari tempat rafting, selanjutnya main paintball. Di kegiatan ini saya tidak ikut. Saya rasa badan saya mulai tak enak rasanya. Mendengar letupan senjata, hati saya juga takut. Apalagi sudah masuk di medan perang. Saya hanya melihat mereka-mereka yang ikut main ke area perang-perangan.

Saya kalah sama Vavai, Vivian dan Sasha. Kalah sama nyali anak kecil?

Dirasa hari itu sangat melelahkan. Malam itu saya minta dibuatkan tato tulang ikan plus tempel dua buah koyo yang hot. Rasanya luar biasa sakit. Tapi malam itu lumayan bisa tidur, karena ada selimut tambahan. Berkat saling tukar dengan team yang lain. Yang selimutnya lebib tebal. Dan walaupun beberapa kali saya harus terbangun karena mules-mules. Sambil was-was takut ada ibu-ibu di kebun tomat. Hahaha. Itu sih halusinasi saja.

Day 3

Hingga akhirnya kami semua sampai di hari terakhir kegiatan brainstorming.

Saya ikut Pak Boss metik tomat. Lumayan untuk oleh-oleh ibu di rumah. Kemudian petik jeruk, yang ujungnya jadi petik jambu biji.

Dan merayakan ulang tahun Vivian yang ke – 9. Sampai saya juga dapat hadiah door prize dan bonus lemburan.

Dan yang terakhir, belanja oleh-oleh di KPBS Pangalengan. Beli berbagai macam olahan susu sapi. Kemudian pulang sampai ke Bekasi dengan selamat.

Note : Dinginnya suhu udara di Pangalengan, nggak sedingin sikap kamu ke aku akhir-akhir ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *