Kalau jalan-jalan ke Malaysia, jangan lupa ke Singapore juga. Walaupun hanya sekedar berkunjung ke Merlion Park hehe?
Karena tiket promo yang sebelumnya saya pesan adalah rute ke Singapore. Dan harganya lumayan mahal. Jadi saya tidak ingin menyia-nyiakannya lagi. Di keberangkatan saya yang seharusnya, status tiket saya “no show”. Dan pasti nama saya dipanggil berkali-kali di Bandara. Padahal saat nama saya dipanggil itu, saya baru sampai di Malaysia, bukan lagi di Indonesia.
Waktu itu. Sabtu, 13 April 2019. Hari terkahir liburan saya di Malaysia. Dan saya harus pulang ke Indonesia, naik maskapai AirAsia dari Bandara Internasional Changi, Singapore.
Sebelum terbang ke negara tujuan, seperti biasa cetak boarding pass dan bag tag. Bag tag ini di print sendiri untuk keperluan dipasang dan ditempel pada tas atau koper yang akan masuk bagasi pesawat. Intinya bag tag ini sebagai identitas kepemilikan barang yang akan masuk ke bagasi pesawat.
Ini adalah pertama kalinya saya melakukan check-in bagasi secara mandiri. Setelah bag tag selesai dicetak. Kita hanya perlu menempelkannya di tas atau koper. Setelah itu letakkan tas atau koper di mesin penggerak/berjalan itu. Saya tidak tahu apa namanya. Sulit dijelaskan haha?
Lakukan scan paspor dan boarding pass sesuai dengan identitas pembelian bagasi. Secara otomatis mesin penggerak/berjalan itu akan membawa koper kita.
Alasan membeli bagasi, karena sebelum keberangkatan saya. Banyak info yang masuk bahwa tidak boleh membawa lebih dari 7kg, free bagasi yang disediakan pihak maskapai . Maka barang-barang harus ditinggal. Tidak bisa masuk kabin.
Jadi untuk menghindari hal-hal seperti itu, saya harus membeli bagasi untuk keberangkat KUL-SIN-CGK.
Tapi pada kenyataannya, tas saya tidak ditimbang. Saat pemeriksaan pun lebih diutamakan yang membawa koper. Jadi sebenarnya tanpa beli bagasi pun, tas saya bisa masuk ke kabin.
Alasan lain kenapa memilih naik pesawat. Selain menghemat waktu, untuk harga naik mobil/bus dengan naik pesawat, dari Malaysia ke Singapore itu sama. Sekitar RM 50 – RM 60, atau Rp200.000,- sampai Rp250.000,-.
Masuk ke ruang boarding room. Sebelum akhirnya pesawat saya take off di jam 11.45 siang. Diberangkatkan dari Bandara KLIA2, Malaysia. Perkiraan sampai di jam 1 siang.
1 jam perjalanan dari Malaysia ke Singapore tidak terasa. Pesawat yang saya tumpangi landing dengan selamat di Bandara Internasional Changi, Singapore. Perasaan tidak percaya muncul didalam hati saya. Pertama kali melakukan perjalanan keluar negeri, dua stemple negara yang berbeda ada didalam buku paspor saya. Walaupun saya belum tahu saat itu, apakah lolos lewat imigrasi atau tidak.
Karena sebelum liburan, banyak pesan-pesan yang membuat saya takut untuk melewati imigrasi Singapore. Katanya, kalau mencurigakan bisa kena random check.
Saya sampai di T4 Bandara Changi, saat keluar dari pesawat. Tampilan yang disuguhkan memang sangat mewah. Sepanjang lorong menuju area bandara. Semua lantai dilapisi karpet tebal.
Di pintu masuk bandara, sebelum melewati imigrasi, disediakan Wi-Fi gratis yang bisa didapatkan passwordnya dengan alat ini.
Kita hanya perlu menscan paspor, kemudian secara otomatis password Wi-Fi khusus untuk kita akan muncul. Untuk lama waktu penggunaannya dibatasi sampai dengan 3 jam saja. Jika melebihi, kita harus scan kembali paspor untuk mendapatkan password Wi-Fi yang baru.
Sebelum melewati imigrasi jangan lupa isi form kedatangan. Form ini memuat identitas diri kita sesuai paspor, disertai informasi berapa lama kita berkunjung ke Singapore.
Sebenarnya diatas pesawat pun saya sudah diberikan form ini. Tapi karena saya belum mengerti, saya abaikan saja. Ternyata itu syarat wajib untuk kita para turis sebelum melewati imigrasi.
Suasana di bandara Changi sepi sekali. Saya semakin merasa takut kalau-kalau ditanya. Pikir saya kalau banyak pengunjung, pasti hanya stemple, bebas lewat. Tidak diperiksa detail.
Di imigrasi Changi walaupun manual, mereka menggunakan palang pintu otomatis lho dan semua berbaris teratur.
Giliran saya. Saya berikan paspor dan form kedatangan kepada petugas imigrasi.
Saat mengisi form tadi, memang ada satu pertanyaan yang tidak saya isi, inti atau artinya tentang daerah tempat tinggal saya di Indonesia. Jadi karena pertanyaannya aneh, saya tidak isi.
Ketika melewati imigrasi, petugas itu menanyakan. Saya tinggal di negara bagian mana?
Saya agak bingung menjawab, saya bilang bagian barat.
Kemudian dia tanya kembali, “Barat kat mane? Ape Jakarta, Batam, Medan, Riau?”
Saya jawab, Jakarta.
Dia bilang, “Oh Jakarta, lain hal wajib isi yeu.”
Kemudian di stemple paspor saya. Lolos lah saya masuk ke Simgapore.
Sama seperti di Bandara Kuala Lumpur. Disetiap kanan kiri area bandara, banyak tempat beli oleh-oleh. Tapi kebanyakan disini menjual Bir/Wine.
Kalau diKuala Lumpur kan coklat-coklat. Kalau disini lebih banyak jual aksesoris seperti gantungan kunci, gelas, miniatur merlion dan lain-lain. Harganya juga lumayan ya. Karena disini menggunakan dollar Singapore. Mahal, untuk kita yang kurs mata uangnya beda Rp10.500,- tiap 1 dollarnya.
Saya jalan santai menuju pintu keluar. Saya baru ingat kalau tas saya masuk bagasi pesawat. Kira saya, tas saya terus diajak keliling lewat mesin penggerak yang saya bilang sebelumnya itu. Yang sampai sekarang saya tidak tahu namanya.
Dan saya jadi buru-buru ke lari ke tempat pengambilan bagasi. Ternyata tinggal tas saya sendiri. Dan ditinggal sendirian juga, di tengah jalan pula. Luar biasa disiplin disini. Semuanya rapi. Sampai tas belum diambil saja, ditaruhnya di tengah jalan hehe
Liburan saya berkunjung ke Singapore tidak berhenti di Bandara Changi saja. Masih ada waktu berkunjung ke Merlion Park. Untuk ceritanya ada di postingan berikutnya.
Jadi, jangan takut ke Singapore hanya karena takut kena random check. Yang sebenarnya kalau kita jujur, mempersiapkan sebaik-baiknya dan tidak mencurigakan pasti aman-aman saja.
Jangan lupa siapkan uang sebanyak-banyaknya, karena harga aqua 600ml disini $1.50 per botol. Kebayang dong, kalau mau makan enak berapa uang yang harus dikeluarkan.