Rabu, 10 April 2019. Hari yang paling saya nanti. Dengan beberapa persiapan yang saya lakukan sebelum melakukan penerbangan di tanggal tersebut.
Dari mulai melihat dan mendengar cerita beberapa teman saya yang sudah melakukan perjalanan keluar negerinya. Tukar uang untuk transaksi di negara tujuan. Dan beberapa persiapan lainnya.
Ada juga beberapa persiapan yang masih tertunda, seminggu sebelum keberangkatan saya. Seperti belum check-in penerbangan dan cuti saya yang habis.
Penerbangan saya di hari pertama ini rute CGK-KUL. Jakarta-Kuala Lumpur. Lho kok jadinya ke Malaysia? Bukannya ke Singapore?
Betul. Kedua negara tersebut nantinya akan saya kunjungi.
Merubah itinerary menjadi lebih lama liburan di Malaysia. Faktor utama perubahan tersebut adalah masalah biaya hidup.
Perbandingan nilai mata uang antara kedua negara tersebut berbeda lumayan jauh. Ringgit terhadap Rupiah, anggap saja Rp4.000,-. Sedangkan Dolar Singapore terhadap Rupiah senilai Rp10.500,-. Dari perbedaan tersebut sudah terlihat berapa uang yang mesti saya bawa agar tetap nyaman liburan di Singapore.
Menyusun itinerary, selain menyusun rencana perjalanan juga dilengkapi dengan estimasi biaya yang dikeluarkan. Sebelum merubah itu, saya sudah mencari hotel ke beberapa daerah di Singapore via Traveloka atau Agoda. Utamanya penginapan yang dekat dengan tempat wisata.
Harganya luar biasa. Per kamar dan per hari, biaya terendah dimulai dari Rp700.000,- hingga Rp1.000.000,-.
Empat hari tiga malam saya disana, kurus lah saya sampai kembali lagi ke Indonesia. Dilihat dari tempat wisata yang disediakan juga banyak yang mengenakan tarif diatas Rp500.000,- per orang untuk tiket sekali masuk. Akhirnya pergi mengunjungi Singapore saya jadwalkan diakhir liburan, seperti hanya transit saja.
Saya putuskan untuk lama berlibur di Malaysia. Alasannya, mendengar beberapa rekan kerja saya yang sudah pergi kesana. Ternyata asyik dan menarik. Saya pun jadi tertarik.
Uang yang seharusnya dialokasikan untuk penginapan selama di Singapore. Saya pindah untuk biaya tiket penerbangan CGK-KUL, KUL-SIN plus bagasi. Dan sisanya untuk biaya sewa hotel selama tiga malam.
Dan itu cukup. Karena biaya sewa hotel disana pun lebih murah, tidak sampai Rp300.000,- per malam dan per kamar.
Selesai merubah itinerary. Saya melakukan transaksi tukar uang. Tidak saya ceritakan detail, ini privasi hehehe?
Kemudian check-in penerbangan untuk mendapatkan boarding pass. Saya melakukan ini di H-1 keberangkatan. Saya baru tahu kalau check-in ini harus menggunakan paspor. Akhirnya saya harus pulang ke rumah untuk sekedar ambil paspor. Dan makan siang di rumah juga waktu itu, lumayan untuk menghemat pengeluaran sebelum liburan mahal?
Yang terakhir cuti saya yang habis. Cuti untuk liburan di bulan April ini seharusnya saya ambil tiga hari kerja, Rabu-Jum’at. Karena jatah cuti saya habis. Maka saya ajukan dua hari saja. Kemudian saya lapor ke pak HRD terkait keberangkatan saya di hari Rabu yang harus take off di jam 14.00 WIB. Pak HRD bilang, langsung izin ke pak Boss saja.
Saya izin ke Pak Boss H-3 sebelum berangkat. Saya takut tidak di approved. Ternyata responnya sangat baik. Saya di approved izin satu hari?
Beberapa teman saya juga menyarankan untuk datang lebih awal. Kalau naik angkutan umum, seperti Damri itu lama di jalan. Dan waktu itu bersamaan dengan hari dimana jalan tol macet parah.
Jadi saya izin satu hari full untuk persiapan pergi ke bandara.
Karena ini adalah pertama kalinya saya pergi keluar Pulau Jawa. Ada perasaan dimana saya takut dan khawatir ketika sampai di negara tujuan. Bukan hanya itu saja, saya juga khawatir tertinggal pesawat.
Kenapa saya harus datang lebih awal padahal tidak ada check-in bagasi? Ada bagasi atau tidak ada bagasi, memang lebih baiknya sampai disana lebih awal. Menghindari hal yang tidak terduga, hingga harus tertinggal pesawat.
Bagi saya yang memiliki budget liburan terbatas. Kalau tertinggal pesawat itu pasti perasaan saya campur aduk dan sudah pasti saya jadi marah-marah sendiri. Apalagi pesawat yang saya pilih maskapai LCC (Low-Cost Carrier). Maskapai penerbangan dengan tarif rendah. Apabila terjadi pembatalan maka tiket yang sudah dibeli tidak dapat di refund kecuali dengan alasan tertentu dan beberapa syarat yang mesti dilengkapi.
Kalau saya jujur, malas urusnya. Jadi untuk menghindari itu saya harus datang lebih awal.
Sebelum keberangkatan itu saya bertanya kepada beberapa rekan kerja saya. Dan rata-rata mereka menjelaskan bagaimana saat melewati imigrasi. Ditanya-tanya itu pasti. Tapi ada beberapa yang rese, seperti menakut-nakuti. Sampai saya jadi takut, bakal lolos imigrasi atau tidak ya??
Jadi ketakutan saya diawal perjalanan ini adalah takut ditinggal pesawat, takut ditolak imigrasi Indonesia maupun Malaysia, takut kesasar di Malaysia, takut tasnya dicopet di Malaysia padahal disitu ada paspor dan beberapa uang untuk jajan (kalau yang ini mah karena kebanyakan nonton FTV)?
Pokoknya semua yang seharusnya biasa saja jadi ditakuti. Karena ini adalah pertama kalinya saya naik pesawat lagi dengan tujuan berbeda.
Pergi ke Bandara Soekarno – Hatta
Saya belum tahu di terminal mana saya akan naik pesawat. Di kode booking hanya tertera Terminal 2. Saya pergi naik Bus Damri ke Terminal 2. Seperti biasa saya harus ke Terminal Kayuringin terlebih dahulu. Dan beruntung saat itu Bus Damri nya langsung berangkat.
Diperjalanan ini saya jengkel. Dari jam 09.00 WIB saya sudah didalam bus. Jam 11.00 WIB saya masih di tol. Saya sampai bingung. Waktu bulan Juli lalu, cepat sampai, kenapa ini diajak muter-muter.
Sampai saya bertanya-tanya, “Ini bener yang ke Soeta apa bukan sih. Apa ini yang ke Halim. Konyol kalo sampe salah naik.”
Ditambah lihat kelakuan bapak-bapak yang satu ini.
Dari awal keberangkatan Bus Damri, kursinya penuh. Dan seharusnya dia juga sharing sama penumpang lain. Disaat penumpang terakhir sibuk mencari tempat duduk kosong. Dengan santainya ia duduk seperti itu dan meletakkan tasnya dikursi sebelahnya. Padahal sama-sama bayar untuk satu kursi. Hingga akhirnya penumpang terakhir itu duduk disamping sopir.
Lama menunggu, akhirnya saya sampai. Sekitar pukul 12.00 WIB. Saya turun di Terminal 2F. Saya ke KFC dulu, beli makanan untuk dibawa masuk ke ruang tunggu bandara.
Masuk dan periksa semua barang bawaan. Sama seperti halnya penerbangan domestik. Yang membedakan adalah adanya seleksi masuk imigrasi. Tiket yang sudah dicetak dimasukkan kedalam paspor. Untuk memudahkan jangan simpan paspor dan tiket di tas pakaian yang sulit dibuka. Karena ada beberapa pengecekan yang mengharuskan paspor dan tiket selalu dipegang.
Melewati Imigrasi Indonesia
Waktu itu sudah banyak yang mengantre. Sepertinya para TKW Malaysia. Saya mengantre di belakangnya, teman saya dibelakang saya.
Saya lihat bagaimana prosesnya. Mereka tidak ditanya, langsung stemple. Mungkin di paspor mereka sudah banyak cap negara lain. Jadi terpercaya.
Giliran saya.
Petugas : “Halo, selamat siang.”
Saya : “Siang Mas.”
Petugas : “Mau pergi kemana? Boleh lihat paspor dan tiketnya.”
Saya : “Mau ke Malaysia.”
Petugas : “Nginep dimana?”
Saya : “Di Bukit Bintang.”
Petugas : “Sendirian aja? Orang tua ikut?”
Saya : “Nggak ikut. Tapi saya berdua.”
Petugas : “Berdua sama siapa?”
Saya : “Eeee…..”
Petugas : *Lihat kebelakang saya, “Ohh sama kakaknya ya?”
Saya : “Iya sama kakak saya hehe?”
Petugas : “Iya kakaknya yang dibelakangnya kan, soalnya yang mukanya mirip itu doang hehe. Udah selesai, silakan masuk. Selamat liburan.”
Saya : “Terimakasih.”
Sebaik itu petugas imigrasi Indonesia. Sudah ganteng, baik pula. Perasaan senang lolos cek imigrasi.
Ternyata benar. Mungkin saya ditanya detail karena umur saya yang masih muda. Dihitung-hitung masih 19 tahun dan baru mau menginjak 20 tahun. Ditambah ini pertama kalinya saya pergi keluar negeri.
Menuju ruang tunggu. Saya sempatkan makan terlebih dahulu. Saya lihat didalam menuju ruang tunggu bandara ada money changer. Penukaran ke Ringgit lebih murah ternyata. Dan waktu itu saya tidak pegang uang cash Rupiah. Sudah berjalan jauh, saya mundur lagi ke belakang. Cari mesin ATM terdekat. Ternyata tidak ada didalam. Saya putuskan untuk tarik tunai di KLIA 2 saja.
Kemudian pesawat saya ada di Gate 6.
Ketika melalui pengecekan terakhir. Barang bawaan saya kena cek. Diperiksa tas pakaian saya. Petugas bilang, “Coba keluarkan barang bawaan apa yang ada cairannya.”
Saya keluarkan perlengkapan wangi-wangian perempuan. Petugas bilang lagi, “Untuk cairan yang boleh dibawa kedalam kabin tidak boleh lebih dari 100ml.”
Maka ditemukan handbody lotion saya. Dikeluarkan dan dibuang. Karena isinya 200ml. Bukan dibuang sebenarnya, tapi dikumpulkan kemudian dibawa pulang petugasnya untuk istrinya hehe?
Sudah sampai ruang tunggu, perasaan saya 1/4 lega. Karena masih ada tiga step lagi yang harus saya lalui.