Bekerja Tidak Harus dan Selalu di Kantor

Rabu, 06 Maret 2019. Saya berkesempatan melaksanakan kerja luar kantor. Ini adalah undian ketiga. Dan nama saya yang muncul saat diundi.

Tujuannya sama dengan rekan-rekan sebelumnya. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Perpustakaan Kota Bekasi. Membaca dan mendengarkan pengalaman-pengalaman dari rekan kerja sebelumnya, membuat saya tertarik ingin mengunjunginya dan bekerja disana.

Sekitar jam 07.48 WIB saya sampai di perpustakaan. Saya lihat para pegawainya sudah mulai datang. Pintu masuknya sudah dibuka. Saya lepas sandal. Masuk dan melihat beberapa stand banner yang dipasang. Isinya tentang informasi pembuatan kartu anggota perpustakaan. Disitu tertera bahwa mesti membawa fotocopy KTP. Saya lupa persyaratan itu. Akhirnya saya langsung balik kanan, keluar dan cari tempat fotocopy terdekat.

Saya bingung saat mencari tempat fotocopy, harus naik motor atau cukup jalan kaki. Saya lirik kanan dan kiri jalan. Ternyata di kiri jalan ada plang “Canon”. Saya coba untuk pergi kesana. Ternyata benar, itu tempat fotocopy. Lumayan mengantre. Karena banyak calo dan anak PKL yang pagi-pagi sudah sibuk disuruh fotocopy dokumen.

Saya menjadi giliran terakhir. Tidak apalah sambil menunggu semua pegawai perpustakaan datang.

Tidak sampai 15 menit, KTP saya sudah selesai difotocopy dan saya kembali ke perpustakaan.

Suasananya masih sama. Pintunya terbuka lebar namun tidak ada pegawai yang standby didepan. Saya clingak-clinguk. Ada suara tidak ada wujud. Ternyata mereka semua ada di ruangan yang letaknya dibelakang saya.

Saya longok mereka. Semua mata tertuju ke saya. Salah satu dari mereka menghampiri saya.

Katanya, “Mau daftar anggota mbak? Sebelumnya udah pernah kesini?”

Saya bilang, “Iya. Sudah pernah kesini, tapi waktu itu cuma antar berkas ke atasan saya.”

Dia bilang, “OK. Silakan diisi terlebih dahulu untuk formulirnya. Dan fotocopy KTPnya saya minta satu lembar.”

Selesai mengisi formulir. Si petugas bilang ke saya, “Untuk kartunya akan kami cetak, dan kami berikan. Tapi untuk saat ini printernya lagi rusak. Nanti pas mau pulang saya kasih ya mbak. Sekarang kita foto dulu.”

Saya ikuti saja prosedurnya. Waktu difoto, kok fotonya pakai kamera hp biasa, bukan kamera digital.

Si petugas bilang lagi ke saya, “Maaf ya mbak. Kameranya juga lagi rusak, jadi pake kamera hp saya.”

Kok saya bermasalah mulu gitu kalau dikirim keluar?

Yasudahlah. Setelah selesai semua, saya diberi kunci loker nomor 10.

Saya buka lokernya. Bisa. Tapi aneh, waktu saya ingin menguncinya kembali. Tidak bisa. Masih bisa dibuka tanpa dikunci.

Karena saya pintar, saya coba saja buka semua lokernya. Ternyata bisa dibuka semua tanpa harus dikunci. Lhaa terus apa fungsinya kunci dikasih ke kita?

Saya keluarkan barang-barang berharga semua yang ada didalam tas. Supaya tetap aman.

Cuaca diluar masih mendung. Cahaya didalam remang-remang. Cocok untuk lampu tidur *Eehhhh?

Saya pilih kursi ternyaman. Menghadap ke arah lemari-lemari tumpukan buku. Saya pengunjung pertama. Saya masih bebas menguasai kursi untuk menaruh kaki. Dikolong meja itu banyak nyamuknya. Cukup mengkhawatirkan. Waspada penyakit DBD kan.

Suasananya cocok untuk pekerjaan yang sifatnya seharian berada di depan layar laptop. Bisa fokus dan cepat menyelesaikan pekerjaan.

Waktu itu saya terbebas dari suara dering telepon kantor.  Pokoknya adem. Tidak lama satu persatu pengujung datang. Hingga penuh satu meja besar itu. Semua ambil posisi yang enak. Yang kursinya juga enak. Beda dengan saya. Yang kursinya oblak. Saya sendiri suka kaget kalau tidak sengaja nyender ke belakang. Kursi yang saya duduki itu bisa buat saya jatuh kebelakang. Alias jengkang?

Makanya sampai lewat waktu Dzuhur, punggung saya terasa pegal karena tidak bisa nyender ke kursi.

Kerja diluar kantor, khususnya yang sambil kunjungan ke perpustakaan. Diwaktu senggang bisa disertai membaca buku lho. Kebetulan saya kuliah dijurusan Administrasi Publik. Jadi saya bisa membaca beberapa buku Administrasi Sosial. Saya jadi punya referensi buku yang bagus untuk dibaca.

Saya kira Perpustakaan Kota Bekasi itu sepi. Tidak banyak pengunjung. Ternyata saya salah. Tapi kami semua tetap diam satu sama lain. Karena kami juga tidak saling mengenal satu sama lain.

Jadi hanya senyum-senyum saja tiap kali saling tatap mata.

Waktu Ashar tiba, saya sholat terlebih dahulu di perpustakaan sebelum pindah ke tempat lain. Kali ini saya mengunjungi salah satu Mall terbesar di Bekasi. Summarecon Mall Bekasi. Saya ingin mengunjungi food hall nya.

Kenapa pilih waktunya disore hari? Bekerja diluar kantor itu memang paling hemat dan nyaman ditempat-tempat yang tidak banyak orang yang mengunjungi. Kalau dari pagi saya standby di Mall. Bisa-bisa kantong saya jebol untuk bayar parkir berjalan saja. Kalaupun saya dari pagi disana. Pasti tidak konsen karena banyaknya pengunjung. Ditambah lagi waktu itu kan kedatangan artis Rafi Ahmad. Pasti tambah ramai.

Jadi saya putuskan untuk pindah disore hari.

Melihat beranda facebook sering kali beberapa teman saya memposting moment mereka bekerja di luar kantor. Mereka bekerja bisa sambil makan beef steak tapi tetap bisa online, buka laptop.

Dikesempatan kali ini saya mempraktikan seperti hal nya mereka. Saya pesan sirloin steak satu dan susu beruang.

Dari tampang saya memang biasa-biasa saja. Siapa sangka barang yang saya bawa dan jajanan yang saya beli itu berkelas.

Hasil dimodalin kantor hehehe?

Dulu. Sebelum saya lulus, saya hanya bisa membayangkan lelahnya kerja di pabrik. Karena saya lulusan SMK yang biasanya disiapkan untuk kerja di pabrik. Jadi bayangan saya masih sempit. Bahwa bekerja itu harus selalu ditempat kerja.

Yaiyalah, kalau kerja di pabrik kan pakai mesin. Masa mesinnya mau dibawa-bawa?

Jangankan kerja di Mall, bawa laptop, bisa sambil makan. Dibayangan saya dulu itu tidak pernah ada.

One thought on “Bekerja Tidak Harus dan Selalu di Kantor”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *