Kerja ke Luar Kota di Tahun 2019

Selasa, 19 Februari 2019. Dua hari lalu, saya melakukan kunjungan ke salah satu klien Excellent di Jakarta. Ini adalah kunjungan pertama saya di tahun 2019. Jika sebelumnya kunjungan saya hanya mengambil beberapa berkas kelengkapan administrasi, kali ini saya ikut meeting bersama rekan kerja saya.

Ditahun sebelumnya saya juga pernah berkunjung ke salah satu klien untuk melakukan negosiasi, seperti yang dilakukan sales pada umumnya.

Sekitar pukul 08.15 WIB saya berangkat menuju Stasiun Bekasi, start dari markas PS. Absen dulu sebelum kunjungan. Stasiun Bekasi seperti tidak pernah ada istirahatnya, sudah lewat jam 08.00 pun masih banyak orang yang datang. Terutama mereka yang bekerja di daerah Jakarta.

Karena tujuan saya ke Mampang, maka saya harus transit si Stasiun Manggarai, sebelum nantinya lanjut dengan KRL jurusan Bogor di jalur 8. Perjalanan menggunakan KRL rupanya lama sekali. Baru di Stasiun Manggarai waktu sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB. Baru setengah perjalanan padahal. Kebayang rasa capek dijalan kalau kerja di Jakarta.

Tidak sampai 10 menit KRL jurusan Bogor datang. Sepi, bisa sambil duduk walaupun hanya melewati dua stasiun saja. Karena saya mesti turun di Stasiun Cawang. Setelah Manggarai, Tebet, kemudian Cawang.

Setelah turun dari kereta saya berdiskusi tentang kendaraan apa yang akan ditumpangi kami selanjutnya. Kalau lanjut naik Taxi katanya lama menunggu, kalau naik Grab Car pasti susah karena hanya satu arah. Macet. Akhirnya keputusannya naik Taxi.

Saya lihat memang benar, sudah ada tiga pak Pol disana. Saya jalan maju ke depan. Takutnya kalau naik Taxi persis didekat Polisi nanti di tilang, dianggap penyebab kemacetan?

Perjalan dari Mampang menuju Cawang lumayan juga kalau jalan kaki. Sepertinya dari sekian gedung-gedung tinggi di Jakarta yang pernah saya kunjungi, akses jalan cepatnya pasti masuk ke perumahan sekitar. Keluar perumahan saya lihat ada patung pancoran. Jauh ugha. Tidak begitu macet, saya lihat argo Taxi sudah sampai Rp30.000,-. Sudah diduga kalau naik Taxi pasti mahal.

Sudah sampai di gedung klien. Argo Taxinya Rp33.000,-. Saya cuma punya uang kecil dengan nominal Rp30.000,- berarti masih kurang Rp3.000,-. Saya tanya ke rekan saya, pinjam uang Rp5.000,-. Ternyata dia juga tidak punya. Akhirnya dengan terpaksa saya membayar dengan uang pecahan Rp50.000,-. Uang operasional yang sudah diberikan tadi pagi.

Argonya Rp33.000,- berarti kembaliannya Rp17.000,-. Supir memberi saya uang kembalian pecahan Rp2.000,-. Karena waktu itu saya belum sempat hitung kembaliannya, sementara saya taruh didalam tas. Setelah pulang saya coba hitung uang kembaliannya, sial sopir Taxinya main curang. Dia hanya mengembalikan Rp10.000,- saja. Lima lembar Rp2.000,- an.

Kadang aneh, sudah susah cari penumpang. Giliran dapat penumpang malah dicurangi. Sudah sulit dapat rezeki, sudah dapat rezeki malah jadi tidak berkah.

Kunjungan kami disambut baik oleh klien. Hanya saja waktu di sesi presentasi dan tanya jawab, agak sedikit jengkel. Karena semua yang kita tawarkan mereka bilang tidak begitu penting untuk kebutuhan mereka. Jawaban halusnya selalu “Nice to Have”. Lagi-lagi mungkin soal harga dan budget mereka. Setengah hari sudah waktu kami tersita disana. Keluar gedung mereka sudah jam 13.00 WIB.

Bingung lagi harus pulang naik apa. Rekan saya menawarkan untuk naik Bus TransJakarta. Wah, kebetulan juga belum pernah naik angkutan umum itu. Ini pertama kalinya. Sudah mau 20 tahun usia saya, lahir di Jakarta, besar di Bekasi. Tetanggaan dengan Jakarta, baru kali ini naik angkutan umum yang punya jalan pribadi itu. Payah juga. Waktu di Semarang untuk ketempat-tempat wisata saya pasti naik Bus TransSemarang. Rasanya sama. Sopirnya berani semua. Tidak sabaran. Yang membedakan hanya kotanya saja.

Berhubung haltenya ada didepan gedung jadi tidak sulit untuk kami untuk mencarinya. Awalnya naik bus itu mau ke Tebet naik Bus jurusan Monas via Kuningan. Karena bingung akhirnya transit di halte ***** (lupa namanya) kemudian lanjut saja ke Stasiun Manggarai. Dengan Bus jurusan Blok M – Manggarai. Pemberhentian terakhir Stasiun Manggarai.

Sudah jam 1 lewat. Belum makan siang, karena di Stasiun Manggarai hanya ada KFC akhirnya kita isi perut dulu nih. Tambahan sup ayam kuah beningnya. Harga Rp10.000,- cuma dapat segelas sup dengan kuah banyak, minim isi. Waduh, ga sebanding dengan harganya?

Tapi yasudahlah kami berdua harus kembali ke kantor. Sebelum pulang kami sholat dzuhur terlebih dahulu. Dan ternyata mushola untuk pria dan wanita itu dipisah. Tidak banyak orang disekeliling saya. Saya tidak tahu harus tanya siapa. Semua satpam sedang dikomando oleh pimpinannya. Saya mesti menunggu mereka dibubarkan komandannya.

Tidak lama mereka balik kanan bubar jalan. Saya tanya salah satu dari mereka, “Pak mau tanya, mushola untuk wanita dimana ya?”

Dia jawab, “Disana mbak paling ujung (sambil menunjuk yang dia maksud)”

Saya tanya kembali, “Dimananya pak?”

Dia bilang, “Itu tuh mbak, masa nggak liat. Ketutupan mobil box.”

Rasanya pengen nabok aja pas dia bilang “ketutup mobil box”.

Sudah jam 14.00 WIB, saya kembali ke kantor. Banyak juga yang pulang ke Bekasi. Untung saya masih kedapatan tempat duduk, walaupun setelah perjalanan itu agak sedikit mual karena mabok darat?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *