Bakat Menulis Sudah Tertulis

Awal mengenal dan menulis blog itu, waktu saya masuk SMK jurusan TKJ. Dimana saya diharuskan posting tugas di blog. Belajar jadi blogger. Tapi yang paling sering saya posting adalah tutorial. Setiap seminggu sekali. Karena tugas selalu ada disetiap minggunya.

Tiap tengah malam, saya harus klik publish supaya minggu depan bisa dapat nilai.

Memposting cerita atau pengalaman hampir tidak pernah saya lakukan. Karena saya terlalu sibuk memikirkan, “memangnya kalau saya cerita dan mempostingnya siapa yang mau baca?

Tapi berbeda ketika saya sudah mulai bekerja di Excellent, setelah pulang brainstorming dari Puncak Cisarua, Bogor.

Semenjak itu juga saya sudah punya alamat website dengan nama domain sendiri, syaharani.web.id. Berasa jadi blogger sungguhan.

Berbekal pengalaman saya waktu SD, saat ikut lomba sinopsis.

Sebelumnya saya terpilih dalam seleksi lomba cerdas cermat untuk mewakilkan sekolah. Tetapi di akhir seleksi saya gagal. Dan akhirnya batal ikut lomba cerdas cermat.

Kemudian diganti dengan ikut lomba merakit perahu kecil dari bambu. Berteman dengan lem Korea. Yang kalau terkena kulit seperti terbakar.

Sudah cemong dengan lem itu, rok merah saya, sepatu saya dan baju seragam putih saya. Ternyata saya juga tidak jadi ikut lomba tersebut. Sempat jengkel. Merasa “Kok saya bodoh sekali ya, sampai nggk diikutkan lomba apa-apa”

Saya dipanggil ke ruang guru. Ternyata saya dipanggil untuk menggantikan teman saya yang ikut lomba sinopsis. Teman saya menggantikan saya untuk ikut lomba merakit perahu.

Saya sendiri tidak tahu, sinopsis itu seperti apa. Yang saya lakukan hari itu, hanya membaca satu cerita, kemudian menuliskannya kembali dengan gaya bahasa sendiri dan menggunakan huruf sambung, untuk selanjutnya menceritakan kembali kepada orang lain.

Kegiatan itu saya lakukan di ruang guru dua hari berturut-turut sebelum lomba dilaksanakan.

Di hari H, dengan nomor peserta 057. Saya maju mewakilkan sekolah. Pesertanya ada 172 siswa. Dari berbagai sekolah. Yang dipilih jadi juara nantinya hanya enam orang saja.

Selama satu setengah jam kami para peserta diberi waktu untuk membaca tiga cerita sekaligus. Kemudian diberi waktu satu setengah jam lagi untuk menuliskannya kembali. Siapa saja yang terpilih sebagai enam juara tersebut, berarti dia yang nantinya akan menceritakan kembali kepada juri. Disitu baru babak penentuannya, siapa juaranya dari yang paling juara.

Sebelum mendengar pengumuman babak final. Saya beserta team mengisi amunisi terlebih dahulu. Makan bakso dan es duren. Boleh nambah. Kalau juara. Bonusnya nanti dikasih dalam bentuk uang.

Sudah kenyang, terdengar pengumuman nomor perserta yang masuk babak final. Urutannya, 001, 038, 057 dan entah urutan tiga kebelakang saya lupa.

Intinya saya ada di antara enam orang tersebut. Saya senang juga takut. Masalahnya setelah makan, saya lupa jalan ceritanya. Saya sudah mengukur, bahwa didepan juri nanti saya pasti berhenti cerita karena lupa.

Benar saja, saya berhenti cerita. Saya lupa. Benar-benar lupa. Saya gagal menjadi juara I, II, III, Harapan I atau II. Saya hanya membawa pulang piala “Harapan III”. Juara akhirnya. Enam.

Tapi tidak apa-apa. Selain menambah pengalaman saya, ternyata itu kelebihan saya juga. Seandainya pun saya tetap ikut lomba merakit perahu, mungkin juga saya tidak membawa pulang piala. Seandainya pun teman saya yang tetap ikut lomba sinopsis, belum tentu juga dia bisa bawa pulang piala seperti saya.

Dalam arti, sebenarnya saya sudah menjadi penulis cilik zaman itu?

Dan di tempat saya bekerja saat ini, sedang digalakkan rutin menulis blog setiap seminggu sekali.

Berkat dari pengalaman lomba sinopsis itu juga, sekarang saya bisa cerita panjang lebar disini. Melatih gaya bahasa saya, menjadi lebih baik dan orang mengerti maksud dari cerita yang saya sampaikan serta memperbanyak kosa kata.

Juga mencoret kalimat ini “memangnya kalau saya cerita dan mempostingnya siapa yang mau baca?“.

Kalau pun orang lain tidak membacanya “so what?” saya juga tidak dirugikan. Setidaknya sebelum posting ini ada ibu saya yang sudah membaca dan mengoreksi tiap-tiap kalimatnya. Hehe?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *