Mengejar, Menyelesaikan, Mendapatkan

Bulan ini adalah bulan pertama saya masuk kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bekasi. Walaupun baru dimulai minggu depan. Tapi tidak masalah, yang penting saya bisa kuliah tahun ini.

Saya lulus dari SMK pada bulan Mei tahun 2017. Mulai bekerja di Excellent sekitar bulan April 2017, selang satu hari setelah UN dilaksanakan. Belum mau kuliah. Karena melihat keadaan waktu itu. Belum ada biaya dari diri sendiri. Itu salah satu cita-cita saya. Kuliah dengan biaya sendiri. Tujuannya supaya lebih menghargai uang dan waktu.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencari uang terlebih dahulu. Nabung setahun. Besyukur, karena Boss saya juga mendukung setiap karyawannya yang ingin melanjutkan pendidikan hingga dapat gelar Sarjana.

Perjuangan untuk bisa kuliah di tahun ini, tidak mudah. Dari mulai menahan diri untuk menabung, hingga kesulitan untuk bisa diakui sebagai mahasiswa baru.

Baru-baru ini, sekitar seminggu yang lalu. Ada kejadian dimana saya belum bisa juga validasi data sebagai mahasiswa baru. Saya panik, karena perkuliahan akan dimulai dua minggu lagi.

Teman-teman satu kantor pun sudah mulai bertanya “kapan masuk kuliah?“.

Saya cuma bisa jawab “Nanti tanggal 17, Senin depan“.

Padahal saya belum tahu lebih lanjut soal data diri saya yang sulit divalidasi.

Waktu itu saya ke kampus untuk ambil buku rekening mahasiswa. Karena saya bayar lebih awal sebelum perkuliahan di mulai, seharusnya saya dapat souvenir dari kampus. Tapi sampai saat itu saya belum juga dapat souvenir. Saya minta ke bagian Accounting, dan jawabannya adalah saya tidak bisa ambil souvenir karena keterangan di data mereka saya belum bayar kuliah.

Saya kaget. Bagian Accounting bilang untuk tanya ke bagian Marketing. Saya konfirmasi bukti bayar kepada kedua bagian tersebut. Hasilnya, tetap sama.

Saya dioper kesana kemari. Tiap kali saya reminder ke bagian Marketingnya via Whatsapp jawabannya, “Santai, nanti juga bisa kok. Ini kesalahan di kami bukan mahasiswa“.

Tapi faktanya, sampai di minggu-minggu selanjutnya belum ada update informasi terkait hal tersebut. Sampai akhirnya, di hari Jumat minggu lalu. Saya asik cerita kepada rekan kerja tentang permasalahan bayar kuliah yang belum rampung. Yang sampai terdengar oleh si Boss.

Sontak si Boss tanya kenapa-kenapa nya. Saya gugup untuk jawabnya. Akhirnya saya jelaskan dari awal, sampai si Boss mengerti maksud saya.

Pak Boss bilang, bahwa kejadian seperti itu “harus segera diselesaikan, dikejar sampai dapat“. Kalau perlu bawa pihak berwajib, katanya. Karena saya seperti dipermainkan. Padahal niat saya mau belajar.

Dipikir-pikir benar juga. Saya sudah beberapa kali bolak-balik ke kampus dengan hasil nihil dan alasan yang sama. Padahal untuk masalah sekecil itu bisa diselesaikan dengan cepat. “Jika saya lebih tegas“.

Berhubung saya termasuk orang yang selalu merasa “tidak enak” bicara dengan maksud tegas ke orang lain. Akhirnya malah saya yang seperti dipermainkan.

Sore itu juga, si Boss mengizinkan saya pulang lebih awal untuk pergi ke kampus. Menyelesaikan permasalahan tersebut. Bersama dengan rekan kerja saya, yang berperan aktif menemani saya layaknya kakak.

Dan. Ketika saya sampai kampus, belum sempat saya bicara. Marketingnya bilang bahwa validasi NPM saya sudah berhasil. Saya curiga dia bisa telepati. Jadi dia bisa mendengar omongan Boss saya. Hehe?

*Nggk, itu khayalan tingkat tinggi saya saja.

Hari itu juga si Marketing instruksikan saya ke ruangan 105. Ambil baju, untuk dipakai besok, karena ada event penutupan ospek mahasiswa baru. Saya pura-pura tidak tahu soal event itu.

Yang saya tahu, bahwa saya “tidak diundang” atau “lupa diundang”?

Di hari Sabtu saya datang, untuk peresmian mahasiswa baru. Sudah bisa pakai almamater. Sudah resmi. Ada sekitar 3.000 mahasiswa baru yang datang ke event tersebut. Dan saya menyadari, bahwa saya adalah salah satu dari 3.000 mahasiswa baru yang tidak/lupa diundang ke acara tersebut.

Miris.

Yang penting saya sudah dapat jadwal kuliah. Dan siap kerja sambil kuliah hingga 4 tahun kedepan. Menunda kuliah saat ini, sama dengan menunda menikah selama setahun.

Jadi intinya, kalau ada sesuatu yang diinginkan semaksimal mungkin harus diusahakan, dikejar sampai dapat. Kata si Boss, “Kalau suka perempuan, coba kejar sampai dia bilang ‘iya’ dan mau sama kamu.

Nah saya juga sama, “Kalau kamu suka aku, kejar aku, sampai aku bilang iya”.

Iyaiyaiya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *