Belajar Renang Sampai ke Tepian

Pekan lalu Excellent mengadakan kegiatan olahraga bersama. Saya menjadi salah satu peserta barunya. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak bulan Juli lalu, dimana saya baru pulang liburan jalan-jalan seminggu.

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami sudah votting untuk tiap olahraga yang akan diikuti. Team laki-laki biasanya main futsal, team perempuan main badminton. Tapi kali ini berbeda, semua sama rata ikut olahraga main air. Berenang. Awalnya saya tidak ingin berenang. Berhubung lapangan badminton di hari Minggu khusus untuk member sport club disana, akhirnya saya harus ikut berenang.

Semua team diwajibkan datang dan kumpul di sport club jam 08.00 WIB.

Karena diawal kegiatan ini (bulan lalu) saya tidak ikut serta, jadi saya tidak tahu tempat olahraganya dimana. Diskusi di group. Kami team perempuan punya group sendiri, membernya hanya 3 orang saja termasuk saya sendiri. Janjian untuk kumpul sementara dan start dari Markas Excellent ke Sport Club Hafana.

Kesepakatan kumpul pukul 07.00 WIB. Karena saya merasa rumah saya yang paling jauh, akhirnya sebelum jam 07.00 saya sudah stay di Markas. Buru-buru. Sampai lupa jam biologis. Upload tiap pagi. Saya sudah mengira bahwa ini bakal jadi urusan. Tapi karena saya takut mereka berdua yang sampai lebih dulu dan mencak-mencak, akhirnya biar saya yang tunggu mereka.

Yang ditunggu-tunggu belum datang juga. Dua rekan saya itu. Ternyata mereka masih di rumah. Saya belum kesal. Masih biasa-biasa saja. Saya lihat di group sudah ada yang respon pertanyaan saya yang menanyakan keberadaan mereka. Salah satu dari mereka berdua, yang juga pemimpin barisan berangkat ke Hafana bilang “OTW”. Saya senang membacanya.

Jarak rumahnya ke Markas Excellent mungkin setengah dari jarak rumah saya ke Markas Excellent. Masih ada banyak waktu, saya putuskan isi bensin sebentar.

Saya cek kembali isi chat di group. Ternyata yang tadi bilang “OTW”, pulang lagi ke rumahnya. Upload dulu katanya. Kok saya mulai kesal ya. Untunglah yang satu lagi respon, kalau dia sedang siap-siap. Kemudian dia bilang “OTW”. Tidak lama kemudian, dia juga sama. Harus balik lagi ke rumahnya karena ingin upload.

Jadilah saya. Ikutan mules. Mereka berdua enak bisa pulang lagi. Lah saya? Harus nunggu mereka dulu, sampai di Hafana baru bisa ke toilet. Parah. Padahal pagi itu saya harus melewati kebiasaan saya. Upload kemudian sarapan. Kalau upload saya belum terlaksana, mana bisa saya sarapan.

Sekitar jam 07.30 WIB kami bertiga baru kumpul di Markas, dari janjinya yang sepakat “Jam 7 ya“.

Iyaiyaiya. Jam 7 lebih 30 menit.

Kami berangkat menuju Sport Club Hafana, dipimpin oleh Mbak Rahmi dan dipandu oleh Alifa. Tidak sampai setengah jam kami sampai ditujuan. Dan kami bertiga lah yang sampai duluan. Kesempatan saya untuk ke toilet sebentar. Biar tas saya mereka berdua yang jaga. Gantian.

Keluar dari toilet ternyata team yang lain juga sudah mulai kumpul. Satu per satu semua dibagikan tiket masuk ke kolam renang.

Salah satu alasan saya tidak ingin ikut berenang, karena malu belum bisa berenang. Main di air bisa. Berenang belum bisa.

Tapi ibu saya bilang, “kalo malu terus, dan nggak ada usaha untuk coba berenang sampe kapanpun juga nggak bisa-bisa. Ikut nyebur aja ke kolem, dipinggiran juga gapapa. Berendem dipojokan sampe melar.” Kira-kira seperti itulah bahasa Bekasi nya.

Ibu saya ini atlet renang dari Kebumen. Dulu setiap bagi raport kenaikan kelas, jika juara kelas. Ibu saya dan kakak-kakaknya langsung nyemplung ke kolam ikan milik nenek saya. Makanya ibu saya bisa bilang seketus itu?

Benar saja belum sampai masuk ke kolam renang. Saya bilang ke salah satu rekan saya. Seperti ini bunyinya, “Mbak Rahmi saya belum bisa berenang, ajarin ya?”

Ada anak kecil nyaut, “Hah?…. masa udah gede nggak bisa berenang“.

Terus langsung lari, pergi lagi ke kolam renang karena saya menengok ke arahnya. Mungkin juga dia takut.

Duh, makin-makin saja saya ingin bisa berenang. Sebelum berenang, saya tanya kolam yang paling dalam. Khawatir saya salah nyebur, nanti tenggelam. Atau air kolamnya keluar semua? Mustahil sih, saya ga seberat itu. Hehehe?

Dulu saya belum bisa sama sekali yang namanya gaya meluncur. Waktu ikut brainstorming di Pejaten, yang kebetulan ada kolam renangnya. Saya mulai diajarkan teknik meluncur. Oleh Boss saya. Berdua dengan Kak Rizky.

Kak Rizky, yang gaya renangnya sudah lebih baik dibanding saya. Buktinya dia mulai berani ke kolam yang tingginya 1,5 m. Sudah dijadikan gif juga gaya renangnya. Sedangkan saya dan team perempuan masih perkenalan dengan air kolam renang yang tingginya masih 1,2 m. Selamat untuk Kak Rizky?

Sudah sejam lebih saya di dalam kolam. Coba pindah ke kolam yang 1,5 m itu. Disana saya diajarkan teknik bernafas dalam air. Oleh Om Akoy (Adiknya si Boss). Mula-mula saya mencoba menahan nafas didalam air, hingga tubuh saya terangkat dan mengambang di permukaan air. Kemudian coba keluarkan gelembung udara dari hidung secara perlahan sambil gerakan kaki dan tangan untuk mengayuh maju kedepan hingga ke tepian. Dengan begitu jangkauan berenang saya bisa lebih jauh dari sebelumnya. Mungkin juga jika sebulan ini saya rutin berenang. Di bulan depan sudah bisa berenang dengan gaya lainnya.

Puas bermain air, kami semua Team Excellent makan siang bersama di Rumah Makan Bebek Slamet. Ini cara kami refreshing di akhir bulan. Tidak mewah namun tetap menyenangkan☺

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *