Wisata Tahu Bulat

Senin sampai Rabu saya belum juga mendapatkan cerita yang menarik. Saya masih bingung apa yang mau saya tulis minggu ini. Sebenarnya saya sudah cicil kata-kata. Disusun menjadi kalimat. Kemudian disatukan dalam bentuk cerita. Tapi belum waktunya saya publish. Jadi saya coba cari cerita lain. Untungnya di minggu ini ada tanggal merah. Hari libur. Mungkin ada bahan cerita yang bisa saya tulis diminggu ini.

Awalnya keluar rumah niat mau pulangin kamera yang saya pinjam waktu liburan ke Kebumen minggu lalu, sekalian isi bensin motor. Tidak ada niat mau jalan-jalan atau berwisata. Sudah isi bensin motor, saya pulang lewat jalan biasa. Nyebrang rel kereta di bawah fly over Kranji. Dekat St. Kranji. Kalau kalian orang rawa bebek bekasi pasti tahu jalan yang saya maksud.

Karena cuaca terik sekali. Akhirnya saya coba ketempat yang lebih adem. Tidak terkena sinar matahari. Rupanya saya masuk ke wilayah parkir. Tempat orang-orang yang mau naik kereta, menitipkan motornya.

Melihat saya masuk lahan parkirnya, akhirnya tukang parkir kegirangan.
“Wah nambah customer” (katanya dalam hati).

Menghampiri saya kemudian dia tanya
“Pulang jam berapa?”

Saya bingung dari awal dia liat saya. Kok tiba-tiba ditanya kapan pulang. Saya clingak-clinguk didepan pintu masuk rumah ada tulisan “PARKIR MOTOR”. Saya salah neduh. Semenjak stasiun dibangun. Usaha parkir motor pindah. Mereka yang tinggal dekat dengan pintu masuk stasiun punya peluang usaha parkir. Dan saya baru tahu itu.

Karena saya tidak enak menolak. Akhirnya saya iyakan saja motor saya diparkir. Saya gaya-gaya jalan ke stasiun. Sudah didepan loket, panjang antrean dan saya bingung mau kemana. Saya kira kalau libur, banyak orang istirahat dirumah. Ternyata banyak orang wisata. Yang ada dipikiran saya. Saya mau ke Stasiun Jakarta Kota kemudian lanjut perjalan ke Pantai Ancol. Ya intinya saya mau jalan-jalan ke Jakarta. Rata-rata mereka yang antre beli tiket ke Jakarta. Menghindari desak-desakan di kereta saya beli tiket jurusan Bogor. Harga tiket pulang pergi Rp24.000 termasuk biaya jaminan Rp10.000 untuk pengguna THB (Tiket Harian Berjamin). Sampai bogor saya tidak tahu mau ke mana. Itu nanti saja, kalau saya sudah sampai tujuan akhir Stasiun Bogor.

Berangkat pukul 09.00 WIB sampai Stasiun Bogor 11.30 WIB. Rute perjalanannya, dari Stasiun Kranji transit di Stasiun Manggarai. Sebenernya bisa juga transut di Stasiun Jatinegara. Tapi nanti yang ada diajak muter-muter kelamaan dijalan. Lanjut, dari Stasiun Manggarai naik kereta tujuan akhir Stasiun Bogor, kereta tersedia di Jalur 6. Menguntungkan jika keretanya kosong penumpang, jadi bisa duduk tanpa harus berdiri. Disamping Stasiun Bogor, ada Taman Topi. Untuk yang punya anak kecil bisa ajak anaknya jalan-jalan kesini. Harga tiket masuknya Rp2.000/orang. Tapi saya tidak tertarik berkunjung kesana.

Akhirnya saya pergi ke Kebun Raya Bogor. Keluar Stasiun Bogor, jangan lewat JPO. Nanti kesasar. Jalan saja sampai ujung pertigaan. Nyebrang ke Istana Kepresidenan Bogor. Kemudian lanjut jalan sampai ketemu tulisan “Loket Masuk Kebun Raya Bogor”. Ciri-cirinya banyak tukang gorengan dan talas bogor didepan. Tiket masuknya Rp14.000/orang khusus untuk domestik. Kalau untuk wisatawan asing Rp25.000/orang. Bawa sepeda nambah biaya Rp5.000/sepeda. Kalau berdua sama pacar nambah Rp14.000.

Saya sarankan jika berlibur ke KRB, bawa bekal makanan dari rumah. Karena harga makanan disana dua kali lipat dari harga makanan yang dijual di Bekasi. Contohnya saya beli dua chiki, satu wafer sama dengan Rp30.000. Tapi gapapa duit saya masih banyak. Ini saya sarankan untuk yang punya duit tapi ga banyak.

Banyak juga yang liburan bawa rombongan. Kalau saya perhatikan mereka yang pergi liburan kesini, 85% hanya numpang foto dan makan dibawah pohon. Jarang ada yang kepo tentang pohon-pohon apa saja yang ditanam. Kemudian toilet disana jaraknya juga jauh. Mushola dan masjid juga jauh sekali. Saya yang pergi terlalu jauh, atau memang posisinya memang di setting jauh. Untuk sampai ke Masjid saya menyebrangi jembatan gantung.

Jembatan Gantung
Jembatan ini dijuluki jembatan putus cinta. Mitosnya seperti itu. Dibawah jembatan ini mengalir air deras, seperti sungai. Batunya besar-besar. Untuk melewati jembatan ini dibatasi maksimal 10 orang. Tapi waktu saya kesana, ada 20 orang lebih diatas jembatan. Asyik selfie. Saya yang mau lewat, mikir dua kali. Dan bertanya mau sampai kapan saya disini, nunggu jembatan sepi yang lewat hanya 9 atau 8 orang saja tidak mungkin. Karena daya tampungnya maksimal 10 orang.

Satu langkah maju, jembatannya goyang-goyang. Saya takut. Coba lagi. Goyangnya kok makin kencang. Saya coba lihat diujung jembatan sana. Ternyata ibu-ibu dengan bahagiannya dia loncat-loncat diatas jembatan. Tidak ada yang menegurnya. Padahal besi yang dijadikan sebagai lantai jembatan, sudah mulai hilang bautnya dan sedikit keropos. Bahaya jika tidak waspada. Lama menunggu saya maju 7 langkah. Dan akhirnya saya bisa selfie juga.

Pohon Kenari Babi
Sebelum ke Jembatan Gantung saya melewati pohon besar yang menarik perhatian. Namanya “Kenari Babi”. Pohon ini bisa tumbuh sampai 10m. Bentuk batangnya seperti gua. Banyak dijadikan tempat untuk spot selfie. Pohonnya memang unik. Namun sudah tua. Jadi harus tetap waspada, sewaktu-waktu bisa tumbang.

Taman Astrid
Letaknya dekat dengan pintu keluar. Nama jalannya, jalan Astrid. Karena disepanjang jalan ini ditanami bunga Astrid. Tidak mungkin orang yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor tidak berkunjung juga ke taman yang satu ini. Tamannya luas. Hamparan rumput seperti karpet hijau. Bisa foto sambil tiduran atau tengkurap. Taman ini dekat dengan kolam teratai raksasa. Sayangnya waktu saya berkunjung kemarin teratai raksasanya sedikit kurang dari 10 tanaman.

Perjalanan pulang dari KRB sampai ke Stasiun Bogor saya tempuh dengan transportasi umum (angkot) jurusan BR Siang – Bubulak. Ongkosnya Rp5.000. Dari St. Bogor sampai St. Kranji kira-kira 2jam. Karena berangkat dari jam 14.30 WIB sampai di Bekasi jam 16.30 WIB. Wisata ini saya namakan wisata tahu bulat. Karena dadakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *